dua hari kemudian, ketika gue beranjak pulang dengan beberapa teman keluar lapangan parkir gedung A, berniat menyeberang, sebuah mobil tiba-tiba ngerem..
kaca terbuka dan orang2 didalamnya melongok seraya bertanya, 'mo ikut nengokin edpans gak?' (belakangan gue ketahui bahwa mereka adalah kang peot, jambrong, dan mumu--alumni dan senior2 psikologi)
gue nanya, "kemana bang?"
mereka jawab, "Cijalu, Purwakarta"
gue menengok kawan2 di sebelah kanan dan kiri seraya bertanya, "ikut gak? ikut yok?"--tapi memang kalo gak salah kami sebagai maba sedang pada puncak-puncaknya kesibukan kuliah dan mabim sehingga menyanggupi ikut pun rasanya susah!
beberapa detik tanpa sinyal persetujuan yang lain, gue yang emang jarang kuliah dan jadinya ga tau bahwa seharusnya sibuk beberapa minggu kedepan menyetujui ajakan! gue nengok temen2 lain, menitipkan jakun dan barang2 bawaan gue dan berkata "ayok.."
Diperjalanan, gue banyak ditanya-tanyain (baca: interogasi -red)! mulai dari pertanyaan umum dan cenderung basa-basi seperti 'lulusan SMA mana, tahun berapa..' ampe pertanyaan yang sipatnya pribadi kaya 'dah ngapain aje.. siapa yang diincer, dapet gak?' and so on and so on. Tapi akhirnya gue ngerti apa arti dari pertanyaan-pertanyaan itu ketika salah satu mulai bertanya mengenai, "di angkatan lo, cewe yang sering makan di kantin, putih, rambut sebahu, namanya siapa?"
BWAHAHAHAHAHA.. yang namanya lalaki mah tetaplah lalaki!! Sayangnya jawaban gue gak memuaskan! entah karena emang 'inceran' gue beda (kalopun ada), enah karena gue gak telalu peduli sekitar. Dan menganalisis jawaban-jawaban yang gue berikan mengenai cewe-cewe cihui maba (angkatan 00), di penutup sesi interogasi, ketiga senior ini menyimpulkan bahwa nasib gue akan sama dengan kebanyakan anak-anak cowo psikologi yang akan kami tengokin ini (anak-anak edpans psycamp'00), yaitu:
"Tikus yang mati di lumbung padi"bwahahahaha.. blum ngapa-ngapain, udah disumpahin!
ketika tiada lagi yang bisa ditanyakan, gue ganti bertanya dan nebak-nebak. satu hal yang gue amatin adalah bahwa diantara kami ada angkatan yang tua sekali! berawal dari gue nanya, "kenapa dipanggil peyot bang?" yang disambut dengan tawa terbahak-bahak oleh mumu dan jambrong (angkatan 97). gue simpulkan bahwa bang peyot adalah alumni angkatan tua banget deh!
kunjungi yang katanya sih peyot, sebuah tulisan dari raymond godwin, untuk mengetahui hal ihwal mengenai bang peyot, seorang alumni yang sangat gue respek dan jadi panutan buat gue sampai sekarang
dan belakangan gue ketahui lagi, bahwa di psikologi, ada banyak sekali senior atau alumni, angkatan tua banget yang masih bersliweran!! jadi hati-hati kalau ketemu muka aga tua di sekitar psiko UI! Dalam pengalaman selanjutnya gue jadi mahasiswa, gue bersyukur bahwa orang-orang itu masih beredar untuk dimintain bantuan atau sekedar duduk dan omsisi (omongan sia-sia, alias garingan)
Eniwey perjalanan berlanjut, dan seperti layaknya seorang maba, gue pun waktu itu tak luput dari sedikit perasaan kuatir mengenai tiga orang senior yang membawa gue ke suatu tempat ini. Karena itu, secara sembunyi-sembunyi gue memerhatikan jalan, arah dan jalur yang kami lalui dan mencoba mencatat di ingatan.
*kalo-kalo gue harus balik sendiri, minimal, gue bisa lah!
keluar dari tol yang ke arah cikampek dan purwakarta, ngambil jalan ke kanan ke arah purwakarta, berhenti di pasar rebo!
(aaaaahhhh.. pasar rebo..), harus gue kasi tau kepada yang baca notes ini bahwa menulis semua ini membawa kenangan-kenangan yang bener2 bikin suasana hati gembira dan haru! contohnya yah pasar rebo..:
- gue yang SMA: pasar yang sumpek semrawut, terletak di pertigaan purwakarta! ke kiri arah wanayasa, kanan balik lagi ke kota atau bisa ambil opsi bandung! biasa ajah..
- gue yang jadi MABA: dikerjain bang pe'.. disuruh nungguin mobil sementara mereka be3 nyari2 barang titipan anak2 edpan, mana laper blum makan!! (tp akhirnya gue ditraktir makan sih, dan roko gak pernah kekurangan dalam perjalanan itu)
- gue yang jadi murid edpans di 2001: pasar rebo adalah harapan terakhir mengenai alat-alat kerja, perlengkapan, bahan makanan dan lain sebagainya. tempat ini banyak diucapkan oleh emilio 99 dalam sebulan terakhir rapat2 edpans'01
- gue yang jd murid edpans 2002: Pasar rebo is final frontier! banyak diandalkan! banyak jadi patokan untuk jelasin arah jalan ke senior2 yang mo nyusul.. Pasar rebo juga jadi primadona kalo udah urusan bawa oleh-oleh sayur, ikan asin dan bahan pangan lain untuk mang usit dan mang atang..
- dan sampe sekarang, atribut yang terlekat di 'pasar rebo' di ingatan gue makin rumit, lengkap dan bermacam2.. muatan emosi yang dibawa oleh dua kata itu juga makin campur aduk dan rame..
di pasar rebo cukup lama! kami semua
isi tengki ampe full! makan enak, minum enak, suasana santai--hiruk pikuk sibuknya pasar sih--tapi ramah! cemilan lengkap, roko' lengkap (baru gue ketahui bahwa merk roko' yang gue hisap ternyata sama dengan yang disukai oleh kebanyakan senior2..) dan lama setelahnya perjalanan pun kembali berlanjut!
Pembicaraan di mobil lagi-lagi berlangsung seru! disini gue dapet banyak garingan dan kisah2 mengenai senior! Emang sih, lokal banget dalam arti gue gak ngerti siapa yang dibicarain, siapa yang diketawain, situasinya dimana,
--"edpans 97 dikejar kebo" apa pula? (dikejar kebonya gue ngerti, tapi edpans itu apa? 97 disini angkatan kah? atau tahun 97 kah?)--
dan semua hal lokal yang gue ga ngerti! Akan tetapi, seiring waktu karena beberapa nama terulang-ulang, gue jadi kaya punya semacam gambaran mental sendiri mengenai tokoh2 yang dibicarakan itu, hubungan antar mereka dan apa kaitannya dengan ketiga orang yang berada di dalam mobil ini.
Lama ngalor ngidul kemudian, entah sampai mana gue sudah tidak tertarik lagi berbicara. sepertinya kami semua yang berada di mobil sepakat tentang hal ini. sebab perlahan-lahan jalan aspal halus mulai berbatu-batu, makin lama makin sempit. apa yang kami lihat membuat kami terdiam! pegunungan, pohon, lembah, pematang sawah lengkap dengan orang-orangan sawahnya! bayangan bukit akibat sinar matahari, udara yang makin sejuk, warna hijau yang bergradasi di seluruh penjuru! dan bergeletakan di sana sini atap-atap pondokan petani yang digunakan untuk melepas lelah atau makan siang setelah seharian nyawah..
sumpah gue gak nyesel ikut kesini!
lalu, setelah sajian pemandangan itu, mulailah kami memasuki kawasan perumahan yang agak padat! anda yang membaca jangan membayangkan perumahannya kaya' di sinetron-sinetron! jangan bayangkan rumah yang gede-gede! jangan bayangkan sosok bangunan yang 'sombong' dan mewah, dengan pagar yang tinggi, yang menatap orang-orang yang melewatinya dengan kasar dan meremehkan!
disini semua lebih ramah, lebih asri. sepertinya manusia-manusia disini masih berdamai dengan pohon, berteman dengan binatang, berdamai dengan alam dan dengan demikian, berdamai dengan dirinya. manusia disini masih jalan kaki kesana kemari sambil mikul beban segede-gede gaban. anak2 disini masih bebas berlari-larian, gak kuatir keserempet kendaraan bermotor!
Ibu-ibu disini masih bercengkrama satu sama lain, antar tetangga. Mereka gak perlu acara arisan, atau gaun-gaun dan make-up untuk bicara satu sama lain. Mereka gak butuh aksesoris untuk diperlihatkan. Intinya, mereka gak butuh barang-barang seperti perhiasan, mobil dan lain sebagainya untuk diterima dalam sebuah komunitas, untuk bicara satu sama lain, untuk bicara hati ke hati. Mereka cuman butuh gerobak sayur! setiap saat tukang sayur lewat, mereka keluar satu persatu, berkumpul dan mengerubung, berbicara dan seperti biasa--seperti yang dilakukan oleh smua wanita--bergosip!
manusia-manusia disini mengenal muka-muka yang beredar disekitarnya. mereka masi hapal nama-nama tetangganya, mulai dari rumah yang paling dekat, ampe yang di dusun sebelah! Kalo hal itu sungguhlah biasa di daerah rural di Indonesia, maka gue melihat hal lain yang tidak biasa dan sangat menakjubkan:
perubahan sikap yang ditunjukkan oleh ketiga orang di mobil ini!
se-metal-metalnya jambrong, se-diem-diemnya mumu, dan senyeleneh-nyelenehnya kang peyot, gue perhatikan sudah sejak pasar rebo tadi ampe sekarang, mereka menegur sapa orang2 yang mereka lewati! PADAHAL KAMI NAEK MOBIL!!
--kalo kulo nuwun-kulo nuwunan pas jalan kaki ya oke deh! wajar, sama sekali ga aneh! Tapi coba bayangin, setiap berpapasan dengan orang yang sedang berjalan kaki, mereka memperlambat laju mobil seraya ngomong, "punten mang..", "misi pak..", "permisi bu'..", "punten a' ", dan lain sebagainya!--
bandingin dengan kelakuan beberapa pemuda pemudi kota yang berkendaraan pribadi, yang kalo mau beli apa-apa'an di warung kotak hanya perlu:
1 - berhenti,
2 - buka kaca sembari memberi instruksi barang2 yang mau dibeli kepada yang punya warung,
3 - bayar, menunggu yang punya warung balik mengantarkan kembalian,
4 - tutup kaca
5 - lalu tancap gas meninggalkan debu-debu dan asap knalpot di muka pemilik warung..
gak usah gitu deh! yang paling gampang ajah, yang gue amati di fakultas psikologi UI!
anak-anak aja makin jarang mau negor satpam!! dimana 'psikologinya' nih?!
Sementara disini, jambrong, mumu dan bang pe' bersusah payah negor sana-sini..
bersusah payah turun semua dari mobil untuk bertanya arah (gue doang yang gak turun..)
ck..ck.. sumpah gue gak nyesel ikut orang-orang ini!!
Singkat kata, sampailah kami ke sebuah rumah, disana mobil menepi dan berhenti.
"ooo ternyata ini entah rumah famili jambrong atau kang peyot, atau mumu!", pikir gue!
sebab yang empunya rumah sangat ramah! kelewat ramah! kami disuguhin macem2. dilarang pegi buru-buru, disuruh makan dulu. baru gue tau belakangan bahwa si empunya rumah adalah mamang yang baru aja kenal--antara sebulan atau dua bulan lalu oleh anak-anak edpans! tidak hanya itu, mamang ini ternyata baru kali ini bertemu dengan jambrong, mumu, dan kang peyot! bwahahahahah.. gila yah.. mungkin itu lah pertama kali gue menyadari dan jatuh cinta dengan kehidupan pedalaman Indonesia.
dari rumah itu, kami bertolak menuju hutan, menyusuri pematang-pematang sawah mendaki dan dibimbing oleh mamang yang menyuguhi kami tadi (gue lupa namanya). Setelah naik turun bukit sejauh 300-400 meter, gue mendengar hiruk pikuk alat-alat besi bertemu kayu dan gak lama kemudian gue mendengar teriakan-teriakan seperti
"KANG PEEEEE!!", "EEEIII JAMBRRROOOOONGG..", "MMUU'!!"
dan sambutan-sambutan lainnya yang diberikan sekelompok orang bertelanjang dada kepada ketiga orang teman perjalanan gue!
--setelah itu mereka kembali kerja kaya kesetanan, bergerak sana sini, terlihat sibuk ampun-ampunan!
melalui pembicaraan yang tidak sengaja gue dengar, ternyata mereka baru saja dihantam hujan deras, sudah sejak beberapa hari yang lalu (menjelaskan kenapa mereka gak pake baju dan celananya basah semua)!
disana ada ewa'98, nael'99, teguh'98, jorle'98, marni'98, emilio'99, gume'96, fani'96 dan beberapa orang lagi yang gak gue ingat! mereka semua kayak ayam abis kecebur got, kuyup semua, kuyu semua dah hectic banget, cape banget. ebagian besar diantara mereka sepertinya habis menjalani neraka! entah apa yang bisa bikin mereka lesu kaya gitu! entah apa yang bikin muka mereka belipet-lipet ketekuk begitu, yang jelas, gue m'duga hal itu adalah hal yang mematikan!
gue hanya berdiri bengong, memperhatikan muka-muka itu, beberapa gue kenal, beberapa tidak, ada juga yang gue sukain, ada yang bikin gue sedih.
tiba-tiba ada yang nyeletuk, "suruh ikut aja ampe jum'at bang"
orang yang diusulkan itu menghampiri gue dan bertanya, "mau disini gak lo?"
gue jawab, '.....' (loading)
lalu, ....... (still loading)
n then, .....(fatal error, windows could not bla.. bla.. bla.. -- blue screeen)
dan spontan gue ngomong, "mau bang, tapi gue gak bawa baju..!"
--kita semua tau lah bahwa itu jawaban yang gak diproses di otak..
walau akhirnya setelah melalui perdebatan diantara mereka diputuskan bahwa gue pulang ajah.
bang pe' tinggal disono, mumu, jambrong dan gue berangkat ke depok. perjalanan balik dah gak se-seru perjalanan brangkat. mereka menurunkan gue yang melanjutkan arah ke kost-an,
disambut dengan pertanyaan temen-temen,
"ngapain aja loe? di apa-apain gak? gimana tadi?"
hahahaha.. I wish they were there.. melihat apa yang gue lihat.. merasa apa yang gue rasa.. sehingga gue gak perlu cerita!
Sebulan kemudian datanglah hari itu.. dimana maba berkumpul dan berangkat menuju PsyCamp! malam sebelumnya, beberapa temen terdekat mengumumkan bahwa mereka gak ikut, bertanya apakah gue ikut ato nggak. pertanyaan mereka bikin gue bingung. gue bilang mungkin nggak. besoknya memang gue gak berangkat. tapi semalaman tidur gue gak enak, gue pengen berada disana.
Hari sabtu pagi, 11 November 2000, pukul 10.00, gue membulatkan tekad namun dapet kabar bahwa tiada yang bisa ditebengin. Terburu-buru balik ke kost, packing seadanya, gue berangkat menuju lokasi,
--untung gue sudah nginget-nginget semua jalan, arah dan jalur menuju pada penculikan kemaren lusa.--
--untung uang kuliah belum di autodebet (gimana mungkin di auto-debet, orang gak gue masukin di rekening.. >=] heheheh)--
--untung gue nyampe tepat di depan rumah mamang baik hati itu, sore, jam 17.20 WIB. walau melakukan kesalahan2 kecil dimana-mana, entah salah naek bus lah, entah salah nunggu di jalur yang tepat lah, entah salah nanya lah..
setelah menyambut dengan meriah dan ramah, mamang memaksa gue untuk tinggal dan makan sore sembari menunggu maghrib. merasa ga enak, gue tetap menolak memutuskan untuk berangkat ke atas mengingat gue gak bawa senter dan 2 menit kemudian gue sudah berada di antah berantah, tengah-tengah hutan dan sawah!
sepanjang perjalanan gue lari! gue baru sekali ini merasakan takut yang amat sangat!
menjelang maghrib, hutan bukanlah daerah yang ramah. petani dah gak ada yang keliatan, dah gak ada orang sama sekali. entah berapa kali gue 'nyebut', minta tolong ke siapapun di atas sana..
dan sampe sekarang, gue masih percaya satu terapi yang pasti berhasil buat nyembuhin orang2 atheis wannabe..
cemplungin aja 3 hari dalem hutan sendirian..
gak lama pasti mereka men-Tuhan-kan apa aja, nyebut apa aja yang bisa di sebut!
termehe-mehe, kencing celana minta diselamatkan
dan gue mendengar hiruk pikuk itu, tapi kali ini bukanlah benda metal bertemu kayu.
lebih ke arah tawa canda dan kemeriahan.
Alhamdulille.. gue sampai.. muka gue pucet, mata gue berkaca-kaca, baju basah kuyup karena lari sepanjang jalan,
tapi gue sampai!
--longor.siha
http://www.new.facebook.com/note.php?note_id=34029263374&ref=nf